Senin, 22 Agustus 2011

Awal Persahabatan Ku



                Sahabat dulunya hanyalah sebuah kata untukku dan tidak memiliki arti yang mendalam, tetapi semuanya berubah  saat aku mulai bertemu dan berteman dengan ‘mereka’ aku mulai menganggap kalau sahabat itu tidak hanya sebuah kata tetapi begitu dalam makna yang terkandung di dalam nya.  
            Namaku Ana Yukiko orang yang cukup dekat denganku memanggil ku dengan panggilan Ana, aku adalah seorang siswi sekolah menengah pertama di kota kecil yang terletak di provinsi jambi walaupun kota kecil pemandangan di kota ini tidak kalah asri dengan pemandangan di pinggir pegunungan, aku menatap keluar jendela kamarku menatap pemandangan yang tersaji di luar sana, meskipun sedikit asing bagi ku yahh wajar sih toh aku baru pindah rumah, rumah baruku yang kecil dan terletak sedikit tinggi dari dataran di desaku jadi bisa melihat sungai dari rumahku, begitu menyenangkan, aku tinggal di rumah bersama  ibu dan kakak lelaki ku, sepertinya ada yang ketinggalan, oh ya ayah ku kerja di tempat yang cukup jauh dari rumah sehingga jarang pulang.                                                                                           
                Aku berdiri di pinggir jalan menanti angkutan umum yang lewat maklum rumahku cukup jauh jarak nya dari sekolahku. Ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang kenaikan kelas ‘hm aku akan masuk ke kelas mana ya?’  fikir ku, setelah sampai di sekolah  ternyata kelas ku kelas VIII (RSBI-2) sekolahku cukup populer di kalangan masyarakat dan merupakan sekolah yang ngetop di kotaku. Aku mulai berjalan menuju ke kelas baruku melihat suasana kelas ku yang cukup asing. Sepertinya harus beradaptasi dulu, aku melihat sekelompok siswi sedang berkumpul di sudut ruangan sambil bercanda gurau aku mulai tertarik untuk bergabung dengan mereka mereka menyambutku dengan ramah dan akupun jadi tidak canggung dengan mereka kami tertawa bersama kadang juga di selingi aksi lucu mereka, saat ini aku mulai merasa nyaman dengan mereka, ada tiga orang di antara mereka yang sangat ramah dengan ku, dan aku pun harus bersikap ramah juga pada mereka. Tanpa terasa kami sudah begitu dekat.
            Nina adalah nama salah satu dari kami berempat dia sangat lucu, hiperaktif, dan cerewet dengan bersama nya itu cukup membuat kami tertawa  hingga mata kami berair, namun banyak orang mengatakan kalau Nina memiliki mulut yang pedas, tetapi itu tidak berpengaruh kok. Selanjutnya Ayu orang nya cantik dan anggun, penyabar dengan tutur kata yang enak di dengar tetapi sifat nya yang anggun tersebut dapat berubah drastis jika bersama kami, dan kemudian Maya gadis yang sedikit pendiam, manis, dan bisa dibilang dia itu seorang kutubuku, namun begitulah jika sudah berkumpul maka semua sifat kami berubah drastis. Saat-saat yang kami lewati bersama begitu menyenangkan sampai-sampai pelajaran sedikit terbengkalai yah namun itulah yang terjadi jika bertemu teman baru. “Anaaa…. Ayo ke sini” teriak salah satu temanku yah siapa lagi yang paling heboh kecuali si nina, aku segera berlari kecil menuj tempat nina berada “ada apa nina, kok kamu sendirian di sini?” Tanya ku, “ tidak ada apa-apa, aku hanya ingin sedikit curhat padamu “ tentang apa?” tanyaku lagi,
“ayo duduk dulu, cari posisi yang enak dulu sebelum cerita”ujar nina, kami pun duduk dengan posisi saling menghadap. “Coba kau lihat kearah sana” perintah nina, akupun segera melihat kearah yang di tunjuk nina, dan terlihat di sana seorang pemuda sedang duduk memandang kearah lapangan. Setahuku dia kakak kelas IX dan lumayan tampan sih.
“kenapa emang nya?” tanyaku kembali menghadap si nina. Nina juga menatapku.
“aku, aku menyukainya” ujar nina memalingkan wajahnya dari ku.
“ benarkah? Kenapa kamu menceritakan itu kepada ku?” tenyaku sedikit aneh dengan nina, dia tidak seperti biasanya, dia juga jarang mau memberi tahu kami tentang seseorang yang di sukainya.
“ kau kan sahabatku, sudah sewajar nya kan aku menceritak hal itu kepadamu” ujarnya seraya tersenyum dan menyikutku pelan. Aku merasa ada yang menggelitik hatiku rasanya begitu aneh tetapi setelah aku sedikit menyadari lagi bahwa perasaanku begitu senang.
“sahabat?” aku mencoba mengulangi satu kata dari nya yang berhasil menggelitik hatiku.
“iya, kita kan sahabat, kenapa ada yang salah dengan itu?” kata nina sedikit menaikan alis nya.
“bukannya ada masalah, hanya saja aku belum pernah punya sahabat sebelumnya” ujarku menundukan kepala.
“yang benar na? sejak masuk SMP belum pernah punya sahabat?” kata nina sedikit heboh
“ ya sudah, mulai sekarang aku menjadikanmu sebagai sahabatku, dan aku jadi sahabatmu, keberatan dengan itu?” ujarnya kembali
Aku berfikir sejenak, kemudian seulas senyum terukir di bibir ku kemudian mengeluarkan sebuah kata yang dapat membuat ku sedikit mengerti tentang persahabatan yang sering dibicarakan orang “ya, tentu saja aku tidak keberatan”. Dan akhirnya kami tertawa bersama.
            Malam harinya di rumah ku, aku menceritakan kejadian di sekolah tadi ke ibu ku. “ baguslah kamu mendapatkan sahabat, pesan ibu jangan kecewakan mereka ya, jadilah yang terbaik untuk mereka dapat menjadi tumpuan di  di kala mereka sedang bingung” ujar ibuku
Aku hanya menanggapi omongan ibu ku dengan senyum yang terkembang di wajah ku, betapa senangnya aku hari ini, mendapatkan sahabat yang mempercayaiku. ke esokan hari nya aku perg kesekolah dengan perasaan yang berbunga-bunga, seperti baru saja d tembak dengan orang yang aku sukai, eitss tapi itu salah, aku senang memilki sahabat, 'bagaimana ya hari-hari ku bersama mereka?' fikir ku.
"Pagi Na" aku melihat ke arah suara yang memanggil nama ku, dan aku mendapati maya sedang tersenyum ke arah ku, aku pun membalas senyumannya "pagi juga maya' sahut ku,
" kamu ada acara pulang sekolah nanti?" tanya maya,
"umm,, sepertinya tidak ada" jawab ku setelah berfikir sebentar. "ha. bagus, nanti setelah pulang sekolah aku berniat ke perpustakaan kota, pacarku sedang sibuk, apa kamu mau menemani ku?" ujar maya sambul melipat tangannya di depan dada dan menatap ku dengan tatapan puppy eyes, "baiklah, aku juga sedang tidak ada pekerjaan lain" ujar ku kemudian, " baik lah, pulang sekolah nanti aku menunggu mu di dedepan gerbang sekolah,  kita ke kelas bersama ya" aku hanya mengangguk seraya tersenyum. kami berjalan bersama menuju kelas karena kelas kami berbeda jadi harus berpisah di depan kelas ku.
Di kelas aku bertemu lagi dengan Nina, hah jika sudah bertemu ujung-ujung nya pasti ngobrol, tapi yah begitulah. itu hal favorit yang kami lakukan  jika telah bertemu,  "hei sedang apa" sontak kami menoleh kesumber suara dan mendapati ayu sedang tersenyum kearah kami, "sedang ngobrol" jawab Nina, "boleh aku gabung?" tanya Ayu, Nina menoleh kearah ku, dan akupun menjawab "tentu saja boleh, tumben kamu mau dekat kami?", "nggak tahu, aku hanya ingin gabung dengan kalian, dan aku baru tahu kalau kalian berdua itu akrab" tanya ayu, mendengar itu Nina Merangul pundak ku sambil bicara sedikit keras "Mulai kemarin aku dan Ana telah menjadi sahabat", Ayu sedikit melongo melihat ekspresi Nina, haha, si Nina memang Sedikt narsis, ralat , Si Nina memang sangat narsis. kemudian aku dan Nina tertawa bersama.
            "apa aku boleh jadi sahabat kalian?" Tanya Ayu mendadak, kami yang sedang tertawa pun sontak berhenti, aku dan Nina saling berpandangan, kemudian aku mengalihkan pandangan ku ke arah Ayu Kemudian mengangguk " Tentu saja boleh" ujarku kemudian, "iya, lebih banyak sahabat lebih asik" ujar Nina sedikit berteriak.
 "Kecilkan sedikit suaramu Nina, suara mu cempreng tahu" ujar maya yang tiba-tiba datang, "Mayaaa!!!!" teriak Nina sontak Aku, Maya dan Ayu menutup telinga.
 " Tuh kan suaramu cempreng" canda Maya "aku dengar Ayu sudah jadi sahabat kalian" ujar Maya dengan nada bicara yang sudah normal. kami hanya menganggukan kepala pertanda iya.
"jika tambah satu orang lagi, tidak masalah kan" ujar Maya, kami menatap Maya heeran, "Maksudnya?" tanya Nina,
" Duh Nina masa' gak ngerti, maksudnya apa tidak masalah jika tambah satu sahabat lagi" ucap maya penjang lebar
"Tentu saja tidak masalah, kenapa? kamu mau jadi sahabat kami?" tanya Ku, Maya kemudan menganggukan kepalanya.
"hahaa.. baguss sahabat kita bertambah satu lagi, iya kan Ayu" teriak Nina lagi
"jadi kalian boleh aku bergabung? jadi sahabat kalian"tanya maya lagi.
"iya" jawab kami bertiga kompak, "baiklah mulai sekarang kita berempat adalah sahabat" Teriak Nina lagi, Dan akhirnya kami tertawa bersama.
.............
teett teeet teeeett teett
bell sekolah berbunyi empat kali pertanda pulang, seluruh siswa-siswi pun berhamburang keluar, aku beerjalan menyusuri jalan di sekolahku menuju gerbang karena aku sudah berjanji dengan maya untuk menemani nya ke perpustakaan kota, aku sedikit mempercepat langkah ku ketika melihat maya sudah menunggu di depan gerbang. "Mayaa, sudah lama menunggu ya?" tanya ku
"Em tidak juga, aku baru datang kok" jawab Maya, "ya sudah, ayo kita pergi" ujar ku kemudian,  "ehh tunggu sebentar" ucap Maya sambil menahan tangan ku, "sebenar ny aku juga minta pada Nina da Ayu untuk ikut, jadi tunggu mereka ya" pinta Maya, "baiklah" ujarku..
setelah menunggu beberapa menit kami melihat Nina dan Ayu sedang berlari kecil kaearah kami.
"hahhh,, kalian sudah lama ya menunggu?" tanya Nina ngosngosan. "lumayan" jawab Maya,    
" Baiklah ayo kita pergi, nanti kesorean"  lanjut Maya lagi "ayo" ujar kami kompak.
            Hari-hari yang kami lewati begitu membahagiakan, semester satu telah lewat tak terasa sudah Tujuh bulan kami menjalin persahabatan, begitu banyak hal yang kami lewati bersama, tertawa bersama, sedih bersama jika sedang ada masalah, dan menyelesaikan masalah bersama, sampai-sampai ada orang yang mengatakan bahwa persahabatan kami tak akan terpisahkan, tetapi ada juga orang yang ingin menghancurkan persahabatan kami, tetapi tidak semudah itu.  jadi begini ya, rasanya punya sahabat, aku duduk di depan meja belajar ku, dengan maksud mengerjakan PR, tetapi apalah, fikiran hanya menuju ke arah persahabatan kami, dan akhirnya hanya duduk dan tidak mengerjakan PR sembari SMS-an dengan mereka.
keesokan harinya aku pergi kesekolah, dan seperti biasa mereka kumpul lagi ditempat biasa, aku masih di dalam perjalanan ke tempat mereka yang sidah terlihat dari kejauhan, saat aku datang, aku langsung duduk di samping Maya, tapi kenapa mereka tidak menyapaku? biasa nya saat aku datang mereka selalu menyapaku duluan, kenapa sekarang tidak? untuk mencairka suasana lebih tepatnya suasana hatiku aku duluan yang menyapa mereka, "hai semua" sapaku sambil tersenyum, tetapi mereka tidak menggubris ku, ada apa? senyum yang terkembang di bibir ku sedikit memudar, jangan berfikir negatif Ana, siapa tahu mereka sedang dalam masalah, aku berusaha menghibur hati ku, karena tidak ada yang aku bicarakan aku hanya diam mendengarkan mereka ngobrol, tetapi obrolan kali ini sedkit aneh, biasa nya mereka ngobrol tentang pengalaman, keluarga atau pelajaran, kali ini kok mereka ngobrolin tetntang pacar mereka sih, oh iya, mereka semua kan punya pacar masing-masing, wajar lah, karena di antara kami, hanya aku yang tidak punya pacar, hm biarlah aku memang belum ngurusn soal pacar.
Setelah sekian lama aku terdiam mendengarkan obrolan mereka.
teett teeet teet
Bell pun berbunyi pertanda sudah jam masuk ke kelas, mereka beranjak dari tempat mereka duduk tadi, aku hanya melihat mereka yang mulai menjauh, karena aku masih belum beranjak dari tempat duduku semula, setelah mereka tidak terlihat lagi, aku pun berdiri dan berjalan dengan perlahan menuju kelas ku. 'Ada apa ya' fikirku. 'akh sudah lah'.
aku sudah sampai di pintu kelas sambil melihat ke dalam kelas ku, tetapi aku tidak masuk ke kelas aku lebih memilih berdiri di pintu kemudian menghadap keluar kelas. dari kejauhan aku melihat seorang guru, 'hm, mungkin akan ke sini' fikirku, kemudian aku masuk ke kelas dan duduk di kursi ku.
~~~~~~
Sudah dua hari berlalu sejak mereka mengacuhkan ku, aku merasa sedikit bebeda dengan mereka, kini aku merasa sudah kurang nyaman lagi jika bersama mereka.
keesokan harinya aku pergi kesekolah, ketika aku baru memasuki pintu kelas aku melihat penduduk kelas yang terlihat agak ramai dan pendangan ku tertuju pada maya yang sedang duduk di kursi milknya,  "hai maya" sapa ku seraya tersenyum ke arah Maya, kemudian Maya hanya tersenyum menanggapi sapaan ku, aku meletakan tas di kursi kemudian menghadap kearah Maya karena bangku maya ada di belakan bangku ku.
 "ada apa Maya? kamu terlihat murung" ucap ku sambil memiringkan kepala ku, "ehm, tidak ada, aku hanya sedikit lelah, sehabis kegatan eskul kemarin" balas Maya sambil tersenyum, aku sedikit menaikan alis ku, 'sejak kapan Maya suka mengikuti eskul sekolah?' fikirku, "oh, ya sudah, kamu istirahat saja ya" ujar ku. kemudian aku membalikan badan ku menghada meja, kemudian mengeluarkan ponsel ku dari kantong baju dan memain kan nya.
Tak lama Nina datang dan dengan heboh nya menyapa seluruh penghuni kelas. "haiii semmuuuaaa, selamat pagiii" sepanya dan senyum terkembang di bibirnya, kemudian Nina berjalan kearah bangku ku, oh salah, kearah bangku Maya, "kamu sedang apa? sedih begitu" ucap Nina, aku hanya mendengarkan mereka sambil menghadap kedepan alias membelakangi mereka berdua, aku mendengar mereka bercakap-cakap sebentar, kemudian mereka pergi keluar kelas. 'hhh... ada apa sebenarnya' fikirku.
Ketika pulang sekolah kami berjalan berempat, "sabar ya maya, jangan terlalu di fikirkan soal dia itu" Potong Ayu memecah keheningan diantara kami, maya hanya diam dan menganggukan kepalanya saja, "kata Ayu benar, lebh baik jangan terlalu di fikirkan" lanjut Nina, aku yang mendengar pembicaraan mereka hanya melongo pertanda tidak mengerti, "kalian sedang membicarakan apa" tanya ku sambil memiringkan kepala, mereka semua kecuali Maya melihat kearah ku. "kamu tidak tahu?"tanya Ayu, aku menggelengkan kepalaku pertanda tidak tahu, "haahh apaan kau ini Ana, sahabat sedang sedih seperti ini kau tidak memperdulikan nya, sahabat macam apa kau" ucap Nina dengan pedas sambil menatap ku dengan tatapan meremehkan.
Aku menatap Nina tak percaya akan apa yang baru saja ia ucapkan. aku mencoba untuk tidak menanggapi omongan pedas Nina, dan menjawab perkataan Nina dengan ekspresi yang tidak bisa di tebak, "aku tidak tahu, aku tidak tahu apa masalah nya, tidak ada yang memberi tahu ku" ucap ku, meskipun aku sudah berusaha untuk menahan diri ku agar tidak menanggapi omongan pedas Nina namun ada sedikit perubahan di nada bicara ku tadi. dan mungkin Nina menyadari akan nada bicaraku yang berubah tersebut kemudian ia juga menaikan nada bicara nya.
"salah mu sendiri tidak menanyakan nya, kamu selalu sibuk sendiri dengan urusan mu yang tak tahu apa gunanya" mungkin kali ini emosiku terpancing dan dengan nada sedikit membentak aku membalas perkataan Nina barusan.
"salah apa nya! aku sudah menanyakan nya lebih dulu bahkan sebelum kau datang kesekolah, dan jawaban apa yang ku dapat? sama sekali tidak memberi penjelasan apapun, dan sekarang kau menyalahkan ku, setidak nya kalian memberi tahu ku, sebelum menyimpulkan hal semacam itu"  hah, mungkin aku sudah terbawa suasana.
Nina hanya terdiam mendengarkan ucapan ku, kemudian dia pergi begitu saja meninggalkan kami bertiga, "apa-apaan kamu Ana, jangan begitu dengan Nina" ucap Maya. aku menghela nafas sebntar agar tidak membentak Maya, aku mencoba untuk berbicara seperti biasa.
"bukankah yang di permasalahkan tadi itu kamu Maya, bukankah kamu tidak menceritakan apapun padaku" ujar ku, dengan nada yang sangat rendah, sangat berbeda dengan yang sebelumnya.
"kau tahu saat itu aku banyak sekali pertimbangan, menceritakan padamu pun tidak akan membuat keadaan ku jadi lebih baik, kau kan tidak mengerti perasaanku yang kehilangan kekasihku, mencertakan nya padamu pun tidak ada guna, kau kan tidak memiliki kekasih, jadi untuk apa" ucap Maya sarkastik.
"bukan masalah sudah memiliki kekasih atau belum, setidaknya kau ceritakan saja pada ku, jika kau hanya ingin menceritakan masalahmu padaku jika aku sudah memiliki pacar saja, bagai mana dengan persahabatan kita, bukankah kita sahabat" ucap ku, dengan sedikit sedih, tidak ku sangka Maya akan berkata seperti itu.
"sudah ku bilang tidak ada gunanya menceritakan hal tersebut kepada mu, dan soal persahabatan itu, lupakan saja" ucap Maya sedikit membentak,
bagaikan tersambar petir, seketika tubuh ku membatu dan lidah ku tak sanggup mengeluarkan kata-kata, ucap Maya tersebut sukses menyakit hatiku.
setelah berkata demikian Maya pun pergi meninggalkan ku, setelah itu ada seseorang yang mengelus punggungku "sabar ya Ana, orang yang baru putus dengan kekasih nya biasa nya sangat sensitif, jadi jangan terlalu di fikirkan ya” aku menolehkan kepala ku kearah sumber suara, aku beru sadar jika Ayu masih berdiri di belakang ku. aku menganggukan kepalaku.
“Ayo pulang” ujar Ayu.
Sesampai nya di rumah, aku segera menuju ke kamarku dan menguncinya, kemudian aku duduk di tepi tempat tidur aku mengingat perkataan Maya tadi siang, seketika bulir-bulir air mata ku mulai berjatuhan dan isak tangis mulai memenuhi kamar ku. apakah persahabatan kami akan berakhir sampai disini? Oh tuhan aku tidak ingin persahabatan kami berakhir. Aku sangat menyayangi mereka, kenapa jadi seperti ini? bukan ini perjalanan persahabatan yang ku inginkan.
semalaman aku hanya menghabiskan waktuku dengan menangis, hingga tertidur dengan sendirinya. paginya aku pergi kesekolah dengan mata bengkak, karena menangis. sesampainya di sekolah aku, melihat mereka berkumpul di pojok kelas, sejak itu mereka tedak pernah menyapaku kecuali Ayu dia selalu ramah kepada ku, sangat bertolak belakang dengan Nina dan Maya. keadaan tidak enak seperti ini terus berlanjut hinggak kami naik kelas IX, kami berpisah kelas, aku semakin tidak tahu tentang Maya dan Nina.
Aku sendiri sudah tidak begitu menggubris tentang persahabatan lagi, aku sudah tidak peduli tentang yang nama nya persahabatan. aku sekarang lebih senang berteman seperti biasa dari pada membuat ikatan persahabatan yang bagiku begitu rumit. dan sekarang aku menjalan kan kehidupan ku di SMP seperti semula, tanpa sahabat.




Author  :
Nama   : Ana Okta Marnila
Kelas   : IX (RSBI-1)